Rabu, 25 Juni 2014

KOALISI 'PARA PENIPU': JOKOWI, JUSUF KALLA, MEGAWATI SP, MUHAIMIN DAN SURYA PALOH


Paradigma seorang munafiq itu jelas, indikasinya adalah berbicara berdusta, dipercaya rakyat berkhianat, dan kalau berjanji tidak memenuhi janjinya.
KOALISI 'PARA PENIPU
Sebagaimana sosok 5 orang pahlawan koalisi di PDIP yang menampung para pembohong. Diantaranya Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Jokowidodo, Jusuf Kalla, dan Megawati. Mereka adalah tokoh opurtunis yang menggayung bahtera kebohongan untuk meraih kekuasaan dengan berbagai cara.

Sebagai kendaraan menuju opurtunisme yang konseptual dalam hidupnya, banyak ujar kata yang dirangkai guna menarik simpati umat, seolah pembela umat, padahal hanya sekedar bergantung hidup dari umat yang menjadi kendaraan mereka menuju ambisi diri.
Surya Paloh Misalnya, lewat Nasdem, berkeliling daerah, seolah Nasdem adalah media social, guna menyelamatkan rakyat dari kesulitan ekonome. Dalam berbagai Wawancara ketua Nasdem Surya Paloh menyatakan dengan Tegas, bahwa Nasdem tak akan pernah berobah menjadi partai, menurutnya Nasdem hanya sebuah kendaraan menuju cita cita rakyat yang butuh bantuan dan perlindungan, terutama yang berkaitan dengan ekonome. Namun janji Surya Paloh bukan janji Gajah Mada, janji Surya Paloh janji seorang yang mengecewakan Hamengku Buwono , yang membuat Pangeran dari Yogyakarta itu keluar dari Nasdem, karena kecewa dengan sikap “Surya Paloh” yang membohonginya dengan menggiring Nasdem menjadi partai.
Muhaimin Iskandar yang pernah kisruh dengan Al Marhum Gus Dur, hingga beliau meninggal, masih tidak mengakui keberadaan Muhaimin Iskandar. Muhamin iskandar sebagai ketua PKB, tidak saja mengecewakan Gus Dur waktu itu, tetapi juga mengecewakan/memanfaatkan Rhoma Irama dan Mahfud MD yang menjadi tumbal kebohongan ketua PKB. Politik Taqiyah ala Syiah, habis manis sepah dibuang. Bahkan keluarga PKB versi Gus Dur hingga saat ini masih tak mau mengakui keberadaan seorang Muhaimin Iskandar, ini termasuk badut politik paling pandai beraksi.
Joko Widodo, pernah berjanji menjaga amanah Ibu Kota Jakarta, bahkan bersumpah atas nama “Allah” untuk menjadi Gubenur DKI, meskipun pernah meninggalkan luka membengkak dihati umat Islam, berkaitan dengan kota Solo, meninggalkan aib bagi umat Islam, “Solo” berada dibawa naungan Wali Kota Non Muslim. Dijakarta juga membawa aib bagi umat Islam, membawa seorang Ahok, seorang Kristen Orthodox yang masih lengket sikap sikap gerejani, banyak melakukan mutasi dari kalangan Islam, dan melelang jabatan lurah, sehingga menjebak banyak non muslim turut menyemput lelang tersebut, menjadi pilihan utama dan jembatan menuju kekuasaan kaum trinitas. Janji Joko Widodo pun di langgar [maklum sumpah politisi lebih bersifat taqiyah, dusta, apalagi diisukan Syiah oleh Istri Jalal, tokoh Taqiyah Indonesia]. Memang kata hadist seorang anak manusia itu akan dipertemukan dengan sahabatnya yang sealiran, aliran tukang bohong seperti “Jokowi “ sudah pasti koalisinya adalah para opurtunis politik, yang menjadikan media “Taqiyah” [Dusta] sebagai media mencapai tujuan.
Jusuf Kalla, ketika pemilu 2009 mengatakan dirinya akan pulang kampung, kembali mengurus bisnis, mengurus masjid, dan kembali mengurus perdamaian, jika dirinya kalah dalam ajang pemilihan presiden pada 8 Juli 2009, namun apadinya. Janji hanya sekedar janji, JK bahkan lupa dan menjadi ketua PMI dan kini rela menjadi cawapres dari Jokowi.
Megawati dengan batu tulisnya, terpaksan ditinggal hanya untuk mengkonsumsi dukungan rakyat, terpaksa melempar batu tulis itu, dan keluar dari lingkaran batu Tulis yang berisi dukungan terhadap Prabowo sebagai Presiden 2014. Perjanjian batu tulis, lebih mencerminkan sikap gombal PDIP yang gila jabatan, dan memasong demokrasi diatas kepentingan kelompok dan kepentingan pribadi. Perjanjian “batu tulis” merupakan sebuah “noda besar” PDIP yang memang sengaja ditnggal, hanya untuk meraih kedudukan semata, bahkan “koalisi” model PDIP itu termasuk “koalisi” numpang hidup saja, yang tidak memiliki pengaruh terhadap kepentingan bangsa dan negara. PDIP dibawah pimpinan Megawati SP selalu saja menyakiti dan menganulir kebutuhan umat Islam dan bangsa yang urgen, diantara; PDIP menolak UU Sikdiknas, UU Perbankan Syariah, UU Ekonomi Syariah, UU Jaminan Produk Halal, UU ITE yang mengatur kebebasan membuat pornografi di dunia maya, bahkan UU Anti Pornografi mereka tolak dengan WalkOut. PDIP berubah menjadi parpol anti kebenaran dan bertolak belakang dengan idiologi Pancasila bapaknya sendiri Ir. Soekarno. Contoh terkini adalah PDIP AllOut menghalangi menutupan lokalisasi Dolly di Surabaya.
#MELAWANLUPA
Ini membuktikan kalau Koalisi PDIP, NASDEM, PKB, HANURA adalah partainya orang orang opurtunis, yang melangkah di bumi pertiwi untuk meraih pencitraan ditengah rakyat, padahal selama PDIP berkuasa, tak ada karya yang menguntungkan bagi umat Islam, melainkan merenggangkan antar umat Islam.

ARTIKEL TERKAIT:

1 komentar:

lady mia on 23 Januari 2016 pukul 00.18 mengatakan...

Nama saya adalah Cynthia Johnson. kita hipotek, pinjaman rumah, kredit mobil, pinjaman Hotel, tawaran komersial Umum Mr John Carlson, orang harus memperbarui semua situasi keuangan di dunia / perusahaan untuk membantu mereka yang terdaftar pemberi pinjaman uang pinjaman pribadi, kredit konstruksi, rendah suku bunga 2% dll kredit modal, pinjaman usaha dan pinjaman kredit buruk bekerja, Memulai. Kami membiayai proyek di tangan dan perusahaan Anda / mitra dan saya juga ingin menawarkan pinjaman pribadi untuk klien mereka. hubungi kami melalui e-mail untuk informasi lebih lanjut: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com

Posting Komentar

 

Laba Laba Kota. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com